"Nek, waktu muda... nenek pernah suka sama orang lain nggak? Selain kakek?"
Aku tersenyum kecil, lalu menggeleng pelan. "Enggak pernah. Kakekmu itu yang pertama... dan terakhir. Dia adalah cinta pertama nenek di masa putih abu-abu."
Kehilangan adalah bagian dari hidup manusia yang tidak akan pernah bisa dihentikan. Waktu seperti sebuah kutukan yang merenggut orang paling berharga di hidup kita perlahan-lahan. Seseorang yang membuat kita hidup sehari lagi, dan sehari selanjutnya.
Untuk suamiku, Biru Erlangga Mahaputra. Aku menulis surat ini untuk mengenangmu, dan mengabadikan jatuh cintaku. Aku ingin kamu tahu, aku selalu mencintaimu sampai akhir hidupku. Kalimat ini tidak berlaku sekali, tapi selama aku masih menginjakkan kaki di bumi. Sebab namamu selalu berdetak di setiap jantungku.
Berapa banyak surat yang harus kutulis untukmu, Biru?
Aku duduk di ruang tamu, menunggumu, tapi tak kunjung ada kamu yang berdiri di depan pintu dengan senyuman hangatmu. Aku merindukanmu, sangat. Bisakah kamu kembali?
Ayunda, terima kasih sudah hidup di kehidupan yang ada saya, dan menjadi kekasih saya sampai akhir.
— Biru Erlangga Mahaputra
Written by Nia Widia
Hard Cover & Soft Cover
| Halaman | : 261 |
|---|---|
| Stok | : 500 |
| Dikirim | : Shopee |
| Spesifikasi | : - |