"Mario Gascala!"

Teriakan gadis itu lagi-lagi menggema saat Mario kembali mengacuhkannya. Rabella Varain, gadis dengan rambut terurai itu berjalan dengan menghentakkan kakinya. 

"Cuek banget sih? Dicopet ya hatinya?" Celetukan itu berhasil membuat Mario berhenti, Abel terkikik geli. 

Sejak pertemuannya dengan Mario seminggu yang lalu, entah kenapa kini Abel gencar mendekati dan menggoda laki-laki berwajah tembok itu. Pertemuan secara tak sengaja itu membuat Mario harus terus-terusan berhadapan dengan sikap Abel yang semakin hari semakin tak terduga. 

"Udah deh gak usah denial gitu, ini tuh takdir. Makanya sekarang kita dipertemukan lagi, hayoloh mau lari kemana lo?" 

Abel adalah gadis yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Meski Mario terus-terusan menolaknya, ia tidak pernah menyerah. 

Namun semuanya berhenti saat kesalahpahaman menghampiri keduanya, hal itu membuat mereka mulai berjarak. Belum lagi trauma masa lalu Abel yang kembali diusik membuatnya mulai kehilangan percaya diri. 

"Gak ada yang salah dari masa lalu. Apapun yang terjadi di masa lalu lo, gua gak peduli. Tinggal dan kubur semuanya di masa lalu juga. Karena yang akan lo hadapi sekarang cuma masa depan, dan gua."